Sabtu, 13 Mei 2017

MATERI ISOLASI KABEL LISTRIK




Jenis-jenis Bahan Isolasi Kabel Listrik


 Kabel tembaga adalah :kabel dengan penghantar tembaga dan biasanya dipakai dalam instalasi tenaga listrik dan alat-alat kontrol, sehingga biasanya disebut kabel instalasi

Ciri-ciri kabel tembaga berdasar bahan penghantarnya :
  • bentuknya padat dan berurat banyak
  • bahan dari tembaga murni dan campuran
ciri-ciri kabel tembaga fungsi dan susunan isolasinya:
  • untuk keperluan instalasi listrik rumah tinggal, instalasi pesawat elektronika,panel tenaga dan distribusi
  • menggunakan isolasi PVC dan XLPE
Ada tiga hal pokok dari kabel yaitu :
  1. Konduktor : merupakan bahan untuk menghantarkan arus listrik
  2. Isolator : merupakan bahan dielektrik untuk menisolasi dari penghantar yang satu dengan yang lain dan juga terhadap lingkungannya.
  3. Pelindung luar : merupakan bahan pelindung kabel dari kerusakan mekanis, pengaruh bahan-bahan kimia elektrolysis, api atau pengaruh-pengaruh luar lainnya yang merugikan.
Penentuan besar kecil dan jumlah serabut/inti yang digunakan dapat diketahui dari PUIL (Persyaratan Umum Instalasi Listrik).

Tabel Nomenklatur Kode-kode kabel di Indonesia
Kode
Keterangan
N
Kabel standard dengan penhantar/inti tembaga
NA
Kabel dengan penghantar alumunium
Y
Isolasi PVC
G
Isolasi karet
A
Kawat berisolasi
Y
Selubung PVC (Polyvinyl Chloride) untuk kabel luar
M
Selubung PVC untuk kabel luar
R
Kawat baja bulat (perisai)
Gb
Kawat pipa baja (perisai)
B
Pipa baja
I
Untuk isolasi tetap diluar jangkauan tangan
re
Penghantar padat buat
rm
Penghantar bulat berkawat banyak
Se
Penghatar bentuk pejal(padat)
Sm
Penghantar diplilin bentuk sektor
f
Penghantar halus dipintal bulat
ff
Penghantar sangat fleksibel
Z
Penghantar Z
D
Penghantar 3 jalur yang ditengah sebagai pelindung
H
Kabel untuk alat bergerak
Rd
Inti dipilin bentuk bulat
Fe
Inti pipih
-1
Kabel dengan sistem pengenal warna urat dengan hijau-kuning
-0
Kabel dengan sistem pengenal warna urat tanpa hijau-kuning


Syarat penandaan
1. Kode pengenal
NYA re rm
Kode Huruf 
keterangan
N
: kabel jenis standard dengan tembaga sebagai penghantar
Y
: Isolasi PVC
A
: Kawat berisolasi
re
: Penghantar padat bulat
rm
: Penghantar bukat berkawat bayak


Contoh :
NYA 4 re 1000 V
Menyatakan suatu kawat berisolasi untuk tegangan nominal 1000 V,berisolasi PVC dan mempunyai peghantar tembaga padat bulat denagn luas penampang nominal 4 mm2
NYM -0 2,5 rm 500 V
Menyatakan suatu kabel berinti banyak untuk tegangan nominal 500 V,berisolasi dan berselubung PVCserta mempunyai penghantar tembaga bulat berkawat banyak dengan luas penampang 2,5 mm2, denga sistem pengenal warna urat tanpa hijau-kuning

WORKSHOP SAGUSABLOG DAN LAUCHING 100 BLOG GURU IGI LAHAT


IKATAN GURU INDONESIA (IGI) LAHAT
WORKSHOP SATU GURU SATU BLOG (SAGUSABLOG)
LAHAT, 13 - 13 MEI 2017

IKATAN GURU INDONESIA (IGI) SHARING AND GROWING TOGETHER
Ikatan Guru Indonesia (IGI) mengadakan Workshop pembuatan Blog bagi guru guru yang ada di Kabupaten Lahat dan sekitarnya. Kegiatan ini berlangsung dari Sabtu - Minggu  tanggal 13 - 14 Mei 2017 di Gedung PKK Kabupaten Lahat Sumatera Selatan.Kegiatan ini diikuti oleh 118 orang guru guru yang ada di Kabupaten Lahat dan Kabupaten Muara Enim. Guru yang mengikuti workshop ini berasal dari guru SD, SMP, SMA dan SMK. 

MATERI KABEL LISTRIK



Kabel ialah penghantar logam yang dilindungi dengan isolasi. Bila jumlah penghantar logam tadi lebih dari satu maka keseluruhan kabel yang berisolasi tadi dilengkapi lagi dengan selubung pelindung. Contohnya kabel listrik yang dipakai di rumah. Bila kabel tersebut “dikupas” maka akan kelihatan sebuah selubung (biasanya berwarna putih) yang membungkus beberapa inti kabel yang terisolasi (2 atau 3 inti) dimana masing-masing inti memiliki warna isolasi yang berbeda.
Sedangkan kawat penghantar ialah penghantar yang juga logam tetapi tidak diberi isolasi. Contohnya ialah kawat grounding pada instalasi penangkal petir atau kawat penghantar pada sistem transmisi listrik tegangan menengah dan tinggi milik PLN .

Jenis kabel listrik yang umum dipakai
Dalam instalasi listrik perumahan, paling tidak ada 3 jenis kabel listrik yang paling umum digunakan yaitu kabel jenis NYA, NYM dan NYY.
Istilah NYA, NYM dan NYY ini merupakan tata nama atau nomenklatur pada kabel. PUIL 2000 (Persyaratan Umum Instalasi Listrik tahun 2000) dalam lampiran C menjelaskan mengenai tata nama (nomenklatur) kabel ini. Dari lampiran tersebut, kabel NYA, NYM dan NYY berarti kabel standar berpenghantar tembaga (huruf “N”) dan berselubung isolasi dari PVC (Poli Vinil Chlorid) (huruf “Y”).

Kabel NYA



Merupakan kabel berisolasi PVC dan berinti kawat tunggal. Warna isolasinya ada beberapa macam yaitu merah, kuning, biru dan hitam. Jenisnya adalah kabel udara (tidak untuk ditanam dalam tanah). Karena isolasinya hanya satu lapis, maka mudah luka karena gesekan, gigitan tikus atau gencetan. Dalam pemasangannya, kabel jenis ini harus dimasukkan dalam suatu konduit kabel.
Berbicara mengenai konduit, pengertiannya adalah suatu selubung pelindung, ada yang berupa pipa besi, tetapi yang paling umum digunakan adalah pipa PVC (tetapi berbeda dengan pipa PVC untuk air). Konduit ini selain bertujuan melindungi kabel dari gangguan luar juga untuk memudahkan dalam hal pekerjaan penggantian atau penambahan kabel, karena hanya tinggal ditarik atau didorong saja. Bandingkan bila kabel tersebut ditanam dalam tembok tanpa konduit, tentu akan butuh pekerjaan tambahan berupa pembongkaran tembok.
Karena itu, sesuai tujuannya penggunaan konduit sebenarnya tidak terbatas pada jenis kabel NYA saja, tetapi bisa dipakai untuk kabel NYM atau NYY.


Kabel NYM


Kabel jenis ini mempunyai isolasi luar jenis PVC berwarna putih (cara mengenalinya bisa dengan melihat warna yang khas putih ini) dengan selubung karet di dalamnya dan berinti kawat tunggal yang jumlahnya antara 2 sampai 4 inti dan masing-masing inti mempunyai isolasi PVC dengan warna berbeda. Jadi seperti beberapa kabel NYA yang dijadikan satu dan ditambahkan isolasi putih dan selubung karet.
Kabel ini relative lebih kuat karena adanya isolasi PVC dan selubung karet. Pemasangannya pada instalasi listrik dalam rumah bisa tanpa konduit (kecuali dalam tembok sebaiknya menggunakan konduit seperti yang dijelaskan sebelumnya). Kabel ini dirancang bukan untuk penggunaan di bagian luar (outdoor). Tetapi penggunaan konduit sebagai pelindung bisa juga dipertimbangkan bila ingin dipasang di luar ruangan. Harganya yang jelas lebih mahal dari tipe kabel NYA.

Kabel NYY



Warna khas kabel ini adalah hitam dengan isolasi PVC ganda sehingga lebih kuat. Karena lebih kuat dari tekanan gencetan dan air, pemasangannya bisa untuk outdoor, termasuk ditanam dalam tanah. Kabel untuk lampu taman dan di luar rumah sebaiknya menggunakan kabel jenis ini. Harganya tentu lebih mahal dibanding dua jenis kabel sebelumnya.
   
Kabel NYAF



                                       
Kabel ini direncanakan dan direkomendasikan untuk instalasi dalam kabel kotak distribbusi pipa atau didalam duct. Kabel NYAF merupakan jenis kabel fleksibel dengan penghantar tembaga serabut berisolasi PVC. Digunakan untuk instalasi panel-panel yang memerlukan fleksibelitas yang tinggi, kabel jenis ini sangat cocok untuk tempat yang mempunyai belokan – belokan tajam. Digunakan pada lingkungan yang kering dan tidak dalam kondisi yang lembab/basah atau terkena pengaruh cuaca secara langsung.



Kabel NYFGbY/NYRGbY/NYBY 



                                                  
Kabel ini dirancang khusus untuk instalasi tetap dalam tanah yang ditanam langsung tanpa memerlukan perlindungan tambahan  (kecuali harus menyeberang jalan). Pada kondisi normal kedalaman pemasangan dibawah tanah adalah 0,8 meter.

Kabel NYCY
                             

Kabel ini dirancang untuk jaringan listrik dengan penghantar konsentris dalam tanah, dalam ruangan, saluran kabel dan alam terbuka. Kabel protodur dengan dua lapis pelindung pita CU Kabel. Instalasi ini bisa ditempatkan diluar atau didalam bangunan, baik pada kondisi lembab maupun kering.

Kabel BC





Kabel ini dipilin/stranded, disatukan. Ukuran / tegangan mak = 6 – 500 mm2 / 500 V Pemakaian = saluran diatas tanah dan penghantar pentanahan.



Kuat Hantar Arus (KHA)
Kabel listrik mempunyai ukuran luas penampang inti kabel yang berhubungan dengan kapasitas penghantaran arus listriknya. Dalam istilah PUIL, besarnya kapasitas hantaran kabel dinamakan dengan Kuat Hantar Arus (KHA).
Ukuran kabel dan KHA-nya sebaiknya kita pahami dengan baik untuk menentukan pemilihan kabel yang sesuai dengan kapasitas instalasi listrik rumah kita. Besar kapasitas daya listrik dalam suatu instalasi listrik rumah berhubungan dari berapa besar langganan listrik dari PLN. Dalam hal ini adalah berapa besar rating MCB yang terpasang di kWh meter (lihat dalam artikel “MCB sebagai Proteksi dan Pembatas Daya Listrik (2)” untuk detailnya). Besarnya KHA kabel harus lebih besar dari rating MCB, karena prinsipnya adalah MCB harus trip sebelum kabelnya terkena masalah.
Arus listrik yang melebihi KHA dari suatu kabel akan menyebabkan kabel tersebut menjadi panas dan bila melebihi daya tahan isolasinya, maka dapat menyebabkan rusaknya isolasi. Kerusakan isolasi bisa menyebabkan kebocoran arus listrik dan akibatnya bisa fatal seperti kesetrum pada manusia atau bahkan mengakibatkan terjadinya kebakaran.
Faktor lain dalam menentukan pemilihan kabel dengan KHA-nya adalah mengenai peningkatan kebutuhan daya listrik di masa depan. Bila dalam beberapa tahun ke depan ternyata ada penambahan daya listrik langganan PLN, tentu lebih baik sedari awal dipersiapkan kabel dengan ukuran yang sedikit lebih besar untuk mengakomodasi peningkatan kebutuhan daya listrik ini sehingga menghindari pekerjaan penggantian kabel. Tetapi perlu diperhatikan juga bila umur kabel ternyata sudah melewati 10 tahun. Pada kasus ini, pemeriksaan kondisi kabel dengan lebih teliti sebaiknya dilakukan untuk memastikan kabel masih dalam kondisi baik.
PUIL 2000 memberikan ketentuan mengenai besarnya diameter dari penghantar kabel dan maksimum KHA terus-menerus yang diperbolehkan pada kabel tipe NYA, NYM dan NYY.




                       
                                                                           Tabel 2.Kuat Hantar Arus Kabel Jenis NYM





Dari tabel diatas, satu hal yang perlu diperhatikan adalah faktor temperatur lingkungan di luar kabel. KHA yang dinyatakan dalam tabel tersebut berlaku untuk maksimum temperatur di sekitar kabel sampai 30 Cdeg. Lebih dari itu akan menyebabkan turunnya nilai KHA kabel. Ada faktor koreksi yang harus diperhitungkan sesuai dengan besarnya lingkungan.

MATERI PEKERJAAN DASAR ELEKTROMEKANIK



ALAT UKUR MEKANIK

Pengertian Jangka Sorong
Jangka sorong (vernier caliper) adalah suatu alat ukur panjang yang dapat digunakan untuk mengukur panjang suatu benda dengan ketelitian hingga 0,1 mm. Jangka sorong digunakan pula untuk mengukur panjang benda maksimum 20 cm. keuntungan penggunaan jangka sorong adalah dapat digunakan untuk mengukur diameter sebuah kelereng, diameter dalam sebuah tabung atau cincin, maupun kedalam sebuah tabung.
            



Bentuk dan Bagian-Bagian Jangka Sorong
Secara umum, jangka sorong terdiri atas 2 bagian yaitu rahang tetap dan rahang geser. Jangka sorong juga terdiri atas 2 bagian yaitu skala utama yang terdapat pada rahang tetap dan skala nonius (vernier) yang terdapat pada rahang geser. Bentuk jangka sorong serta bagian-bagiannya ditunjukkan pada gambar berikut ini

Keterangan :
1. Rahang untuk mengukur diameter luar suatu benda
2. Rahang untuk mengukur diameter dalam suatu benda
3. Lidah pengukur kedalaman
4. Skala utama(dalam cm)
5. Skala utama(dalam inci)
6. Skala nonius (dalam mm)
7. Skala nonius (dalam inci)
8. Kunci peluncur


 Prinsip Kerja Jangka Sorong
                Jangka sorong terdiri dari dua skala yaitu skala utama dengan skala terkecil dalam milimeter (1mm = 0,1 cm) dan skala nonius.
Sepuluh skala utama memiliki panjang 1 cm, dengan kata lain jarak 2 skala utama yang saling berdekatan adalah 0,1 cm. Sedangkan sepuluh skala nonius memiliki panjang 0,9 cm, dengan kata lain jarak 2 skala nonius yang saling berdekatan adalah 0,09 cm. Jadi beda satu skala utama dengan satu skala nonius adalah 0,1 cm – 0,09 cm = 0,01 cm atau 0,1 mm. Sehingga skala terkecil dari jangka sorong adalah 0,1 mm atau 0,01 cm.
                Prinsip utama menggunakan jangka sorong adalah apabila kunci yang terdapat pada jangka sorong dilonggarkan, maka papan skala nonius dapat digerakkan sesuai keperluan. Dalam kegiatan pengukuran objek yang hendak diukur panjangnya atau diameternya maka objek akan dijepit diantara 2 penjepit (rahang) yang ada pada jangka sorong. Panjang objek dapat ditentukan secara langsung dengan membaca skala utama sampai sepersepuluh cm (0,1cm) kemudian menambahkan dengan hasil pembacaan pada skala nonius sampai seperseribu cm (0,001cm).

Kalibrasi Jangka Sorong
Jangka sorong dikalibrasi dengan cara mendorong rahang geser hingga menyentuh rahang tetap. Apabila rahang geser berada pada posisi yang tepat di angka nol, yaitu angka nol pada skala utama dengan angka nol pada skala nonius saling berhimpit pada satu garis lurus, maka jangka sorong tersebut sudah terkalibrasi dan siap digunakan. Seperti ditunjukkan pada gambar dibawah ini.

Prosedur Pengukuran Jangka Sorong
Mengukur diameter luar suatu benda
a. Membuka rahang jangka dengan cara mengendorkan sekrup pengunci, menggeser rahang geser jangka sorong kekanan sehingga benda yang diukur dapat masuk diantara kedua rahang (antara rahang geser dan rahang tetap).
b. Letakkan benda yang akan diukur diantara kedua rahang.
c. Menggeser rahang geser kekiri sedemikian sehingga benda yang diukur terjepit oleh kedua rahang sekaligus mengunci sekrup pengunci.
 d. Membaca dan mencatat hasil pengukuran.

Mengukur diameter dalam suatu benda
Memutar pengunci ke kiri / mengendorkan sekrup pengunci.
b.Menggeser rahang geser jangka sorong sedikit kekanan.
c.Meletakkan benda/cincin/tabung yang akan diukur sedemikian sehingga kedua rahang (atas) jangka sorong masuk ke dalam benda/cincin tersebut.
d.Menggeser rahang geser kekanan sedemikian sehingga kedua rahang jangka sorong menyentuh kedua dinding dalam benda/cincin/tabung yang diukur dan mengunci sekrup pengunci
e.Membaca dan mencatat hasil pengukuran
Mengukur kedalaman suatu benda/tabung
a.Meletakkan tabung yang akan diukur dalam posisi berdiri tegak
b.Memutar jangka (posisi tegak) kemudian meletakkan ujung jangka sorong ke permukaan tabung yang akan diukur dalamnya.
c.Menggeser rahang geser kebawah sehingga ujung batang pada jangka sorong menyentuh dasar tabung.
d.Mengunci sekrup pengunci
e.Membaca dan mencatat hasil pengukuran
Cara Pembacaan Hasil Pengukuran Jangka Sorong



Mula-mula perhatikan skala utama yang berhimpit dengan angka nol pada skala nonius. Hitunglah berapa skala hingga ke angka nol. Pada gambar, skala nonius yang berimpit dengan skala utama adalah 4 skala. Artinya angka tersebut 0,04 cm. Selanjutnya perhatikan skala utama. Pada skala utama, setelah angka 0 mundur ke belakang menunjukkan angka 4, 7 cm. Sehingga diameter yang diukur sama dengan:
4,7 cm + (4 mm x 0.01) = 4,7 cm + 0,04 cm= 4,74 cm
Karena tingkat ketelitian dari jangka sorong adalah 0,05 mm atau 0,005cm, maka hasil pengukuran dapat dituliskan menjadi :
4,74 cm ± 0,005 cm.




Pengukuran Besaran Panjang Dengan Mikrometer Sekrup


Mikrometer Skrup merupakan alat ukur panjang yang memiliki ketelitian 0,01 mm. Mikrometer terdiri atas tiga jenis yaitu:
1. Mikrometer luar (Outside micrometer /aka micrometer caliper) digunakan untuk mengukur diameter kawat, tebal plat, dan tebal batang.

Pada kesempatan kali ini yang akan dibahas adalah mikrometer luar karena memang sering digunakan dan pada prinsipnya cara menggunakan mikrometer dalam dan mikrometer kedalaman pun sama.
Sebelum menggunakan, kita harus mengenal terlebih dahulu bagian - bagian dari mikrometer skrup.

1.Bingkai (Frame)
Bingkai ini berbentuk huruf C terbuat dari bahan logam yang tahan panas serta dibuat agak tebal dan kuat. Tujuannya adalah untuk meminimalkan peregangan dan pengerutan yang mengganggu pengukuran. Selain itu, bingkai dilapisi plastik untuk meminimalkan transfer panas dari tangan ketika pengukuran karena jika Anda memegang bingkai agak lama sehingga bingkai memanas sampai 10 derajat celcius, maka setiap 10 cm baja akan memanjang sebesar 1/100 mm.
2. Landasan (Anvil)
Landasan ini berfungsi sebagai penahan ketika benda diletakan dan diantara anvil dan spindle.
3. Spindle (gelendong)
Spindle ini merupakan silinder yang dapat digerakan menuju landasan.
4. Pengunci (lock)
Pengunci ini berfungsi sebagai penahan spindle agar tidak bergerak ketika mengukur benda.
5. Sleeve
Tempat skala utama.
6. Thimble
Tempat skala nonius berada
7. Ratchet Knob
Untuk memajukan atau memundurkan spindel agar sisi benda yang akan diukur tepat berada diantara spindle dan anvil.

Cara menggunakan mikrometer skrup:
1.Membuka pengunci mikrometer skrup kemudian membuka celah antara spindle dan anvil sedikit lebih besar dari benda yang akan diukur dengan cara memutar Ratchet Knob
2. Masukan benda yang akan diukur diantara spindle dan anvil.
3. Geserkan spindle ke arah benda dengan cara memutar ratchet knob sampai terdengar bunyi klik. Jangan sampai terlalu kuat, cukup sampai benda tidak jatuh saja.
4. Kunci mikrometer skrup agar spindle tidak bergerak.
5. Keluarkan benda dari mikrometer skrup dan baca skalanya.
 

Cara membaca mikrometer skrup:
1. Posisikan mikrometer skrup tegak lurus terhadap arah pandangan.
2. Bacalah skala utama pada mikrometer skrup. Garis bagian atas menunjukan angka bulat dalam mm contohnya 1 mm, 2 mm, 3 mm, dst. Sedangan garis skala bagian bawah menunjukan bilangan 0,5. Perhatikan gambar berikut!


Dari gambar tersebut, garis skala atas menunjukan angka 7 mm dan garis skala bagian bawahnya menunjukan 0,5 mm maka skala utama pada mikrometer skrup tersebut menunjukan angka 7,5 mm.
3. Bacalah skala nonius yaitu garis yang tepat segaris dengan garis pembagi pada skala utama. Setiap satu garis pada skala nonius menunjukan 0,01 mm. Pada gambar di atas, skala nonius menunjukan angka 22 dikalikan dengan 0,01 mm sehingga skala noniusnya menunjukan 0,22 mm.
4. Jumlahkan hasil pengukuran dari skala utama dengan hasil pengukuran dari skala nonius. Sehingga dari gambar diatas diperoleh hasil pengukuran 7,5 mm + 0,22 mm = 7,72 mm.

Untuk lebih memahami perhatikan contoh pembacaan skala beriut ini!


 Dari gambar tersebut, skala utama menunjukan angka 3 mm dan skala nonius menunjukan 0,46 mm sehingga hasil pengukuran yang diperoleh adalah 3 mm + 0,46 mm = 3,46 mm.
Pada gambar tersebut, skala utama menunjukan angka 3,5 mm dan skala nonius menunjukan angka 0,06 mm sehingga hasil pengukuran yang diperoleh adalah 3,5 mm + 0,06 mm = 3,56 mm.

Ketidakpastian dari pengukuran dengan mikrometer skrup adalah setengahnya dari skala terkecil mikrometer skrup tersebut. yaitu 0,5 x 0,01 = 0,005 sehingga hasil pengukuran dapat dituliskan sebagai berikut
(3.56±0.005)mm